Filosofi Gelap vs Kekurangan Cahaya

by - 12:06 AM

Tulisan ini tidak ada hubungannya dengan PLN yang lagi ng-trend mati lampu khususnya di kawasan Batam dan sekitarnya. Tulisan ini hanya inspirasi yang datang tiba-tiba dari sebuah film berjudul 'Kambing Jantan'. Film lama memang, tapi saya baru saja menyaksikannya beberapa menit yang lalu. Disini saya tidak juga membahas film itu, karena sudah cukup basi dan lumayan asem juga untuk dibahas sekarang.

"Tidak ada yang namanya gelap, yang ada hanya kekurangan cahaya.."

Sebuah petikan film yang berhasil saya tangkap dan lestarikan di dalam pikiran saya. Sebuah kalimat biasa yang luar biasa menurut saya. Kalimat tersebut dapat dijadikan sebuah filosofi kehidupan bagi saya, mungkin juga bagi kita.

Jika kekurangan cahaya, pasti jadinya gelap. Jika terjadi gelap, pasti karena kekurangan cahaya. Dua kata yang menjadi sebab akibat. Mungkin ada diantara kita mengatakan bahwa gelap dan kekurangan cahaya itu sama, tapi buat saya, itu beda.

Gelap itu hitam, kelam, suram, buta, tak ada satupun cahaya. Sedangkan kekurangan cahaya itu samar, remang-remang, masih ada sedikit cahaya. Itu artinya, masih ada harapan. Di dalam kehidupan, tidak akan pernah selalu kita temukan terang, tapi bukan berarti kita harus temukan gelap, bukan? Gelap hanya bisa menutup mata kita dari terangnya cahaya masa depan, gelap hanya bisa mematikan kita dari sebuah masalah yang harusnya tunduk di bawah kekuatan hati dan akal kita. Gelap itu bagaikan akhir dari kehidupan.

Tidak ada manusia yang tidak pernah jatuh di dalam kehidupannya. Kecewa, putus asa, hilang harapan, semua itu emosi biasa, tapi tetap bertahanlah dalam suasana kekurangan cahaya. Disitu masih terlihat secercah cahaya samar, yaitu berbentuk harapan. Tuhan, diri sendiri, dan waktu yang akan mempertemukan kita ke suasana terang seperti sediakala.

Gelap itu mati, jatuh dan tak sadarkan diri, kemudian timbullah kerugian abadi. Sesungguhnya tangisan lahir adalah cetusan start dari kehidupan dunia kita, lalu kita belajar agar kita dapat menyampaikan mimpi, dapat melangkah mengejar mimpi, lalu dapat melompat meraih mimpi. Semua adalah perjalanan yang penuh pembelajaran di dalamnya, ketuhanan, kehidupan, pertemanan, juga percintaan. Dan semua itu akan berakhir pada titik finish kehidupan kita di dunia, kematian. Sebelum finish, semua tidak akan berakhir, mimpi tak kan menjadi puing, mungkin hanya mengalami kekurangan cahaya, tapi semua akan baik pada waktunya. All is well.

Ini hanyalah tulisan penyampaian filosofi motivasi untuk hidup kita, untuk hidup saya yang terutama.
Semoga bermanfaat.. :)

You May Also Like

0 comments